会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Market Nampak Stagnan, Trump Jadi Penyebab Investor Kripto dan Saham Waspada!

Market Nampak Stagnan, Trump Jadi Penyebab Investor Kripto dan Saham Waspada

时间:2025-06-13 21:29:33 来源:quickq安卓版本下载 作者:探索 阅读:305次
Warta Ekonomi,quickq官方app Jakarta -

Pasar kripto dan bursa saham baru-baru ini mengalami koreksi minor dan cenderung stagnan menyusul rilis data inflasi konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS). Namun rupanya faktor utama dari minimnya pergerakan pasar ini adalah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Analis Kripto, Reku Fahmi Almuttaqin  menilai tekanan inflasi saat ini masih tergolong terbatas. Namun, ia mengingatkan bahwa risiko kenaikan inflasi ke depan masih terbuka lebar, terutama karena efek dari tarif impor baru yang digulirkan oleh Trump.

Market Nampak Stagnan, Trump Jadi Penyebab Investor Kripto dan Saham Waspada

Market Nampak Stagnan, Trump Jadi Penyebab Investor Kripto dan Saham Waspada

Baca Juga: Trump Patok Harga Rp82 Miliar Buat jadi Warga Negara AS, Mau?

Market Nampak Stagnan, Trump Jadi Penyebab Investor Kripto dan Saham Waspada

"Banyak peritel masih menjual stok lama sebelum tarif diberlakukan, sehingga efeknya belum terasa penuh. Pemerintah AS juga menekan perusahaan besar untuk tidak menaikkan harga," ujar Fahmi, dilansir Jumat (13/6).

Market Nampak Stagnan, Trump Jadi Penyebab Investor Kripto dan Saham Waspada

Meski begitu, para ekonom memprediksi bahwa tarif-tarif tersebut akan mulai mendorong harga naik secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan.

Trump juga memperkuat kekhawatiran pasar dengan menyatakan bahwa dalam 1–2 minggu ke depan, ia akan menetapkan tarif baru secara sepihak terhadap sejumlah negara mitra dagang. Targetnya, aturan tersebut berlaku mulai 9 Juli 2025.

“Trump bahkan mengungkapkan rencana untuk mengirimkan surat kepada mitra dagang berisi rincian tarif baru dengan pendekatan 'take it or leave it'. Namun, belum jelas apakah tenggat tersebut benar-benar akan ditepati, mengingat rekam jejaknya yang sering berubah,” jelas Fahmi.

Kondisi ini dinilai berpotensi menekan pasar, khususnya jika rencana tarif tersebut menjadi kenyataan dan memicu ketegangan dagang baru.

Di tengah perkembangan tersebut, pasar kripto mencatat kenaikan yang terbatas, meskipun data inflasi secara teknikal mendukung sentimen positif. Pasar juga tampak menahan diri menjelang pertemuan dari Federal Open Market Committee (FOMC).

"Fokus investor kini lebih tertuju pada potensi inflasi yang kembali naik akibat tarif. Ini membatasi respons pasar terhadap data CPI yang sebenarnya cukup positif," jelas Fahmi.

Meskipun begitu, tren inflasi yang melandai dianggap menghilangkan risiko sentimen bearish yang bisa muncul jika inflasi melonjak tajam. Saat ini, pasar mulai memperkirakan adanya peluang penurunan suku bunga pada September, dengan asumsi inflasi tetap terkendali.

Baca Juga: Trump: Kami Dapatkan Mineral Langka, China Dapatkan Akses Pendidikan ke AS

"Namun, ketidakpastian masih tinggi, terutama jika negosiasi dagang tak membuahkan hasil positif hingga Agustus," tutur Fahmi.

(责任编辑:休闲)

相关内容
  • Bukan Kaesang, Gerindra Ungkap Sosok Santri Jateng Bakal Jadi Calon Pendamping Ahmad Lutfhi
  • FOTO: Detak Jantung Tokyo di Tengah Padatnya Jalur Yamanote
  • FOTO: Berburu Cantik Rona Ungu di Ladang Lavender Prancis
  • Prudential Syariah Tegaskan Dominasi di Industri Asuransi Halal
  • Biadab! KKB Serang Polsek Homeyo Papua Tengah, 1 Warga Sipil Tewas
  • YULE Bagi Dividen Rp12,69 Miliar, Pembayaran Dijadwalkan Juni
  • BPOM Ungkap Banyak Jajanan Pasar dengan Karsinogen, Bisa Picu Kanker
  • Sopir Avanza Diperiksa Pasca Kecelakaan Cipali yang Tewaskan Korban
推荐内容
  • Menko Polhukam Bakal Pimpin Upacara Pemakaman Wapres ke
  • 'Haram' Hukumnya Makan Telur Bareng 7 Makanan Ini, Bisa Bahaya
  • Tugas TKD Prabowo
  • FOTO: Detak Jantung Tokyo di Tengah Padatnya Jalur Yamanote
  • 'Bill Gates' Tipu Investor Sampai Rp30,7 Miliar
  • Santoso Sebut ASN Ditjen Pajak yang Pertontonkan Kekayaan Harus Didisiplinkan